Minggu, 22 Desember 2013
MAKALAH Tanggung Jawab Sosial Perusahaan TUGAS KELOMPOK Diajukan Untuk Memenuhi Nilai dari Matakuliah Etika dan Tanggung jawab sosial Disusun oleh: Kelompok 4 Febriansah 110020130 Berlin Putra 110020118 Nur Hidayat 110020131 Yayan Rusdianto 110020081 PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Masyarakat berkembang semakin kompleks. Sasaran, bidang garapan dan intervensi pekerjaan social juga semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi telah membuka kesempatan bagi pekerja social untuk terlibat dalam bidang yang relative baru, yakni dunia industry. Dunia industry kini sedang menggali manfaat- manfaat positif dari adanya pekerja social industry, baik terhadap aspek financial ataupun relasi social dengan para pekerja dan masyarakat. Ide mengenai Tanggunjawab Sosial Perusahaan ( TSP ) atau yang dikenal dengan Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang mendukung wacana TSP berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik. Secara lebih teoritis dan sistematis, konsep Piramida Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dikembangakan oleh Archie B Carrol memberi justify logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan TSP bagi masyarakat di sekitarnya. Sebuah perusahaan tidak hanya memiliki tangungjawab ekonomis, melainkan pula tanggungjawab legal, etis dan filantropis. RUMUSAN MASALAH a. Definisi tanggungjawab sosial perusahaan 1. Konsep tanggung jawab dalam makna responsibility 2. Konsep tanggung jawab dalam makna liability b. Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial c. Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan d. Comdev dan Pemberdayaan Masyarakat e. Peraturan Perundangan CSR f. Beragam CSR oleh Perusahaan BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayanai kepentingan organisasi dan kepentingan public eksternal. Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ). Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum. 1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat kita ambil 2 kesimpulan : a)harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan b)harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan. Kemudian, kata tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur : 1)Kesadaran (awareness). Berarti tahu, mengetahui, mengenal. Dengan kata lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang dilakukannya; 2)Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar kesadaran, apabila tidak ada kesadaran berarti rasa kecintaan tersebut tidak akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas kesadaran inilah lahirnya rasa tanggung jawab; 3)Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa yang didorong oleh rasa keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan. Jadi pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila pemahaman sebagian pelaku dan atau perusahaan terhadap CSR hanya sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk philanthropy maupun charity. 2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan. Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut : 1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault); 2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung jawab mutlak (absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi khusus dalam gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa teori tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni : 1)Market share liability; 2)Risk contribution; 3)Concert of action; 4)Alternative liability; 5)Enterprise liability. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability pada hakekatnya hanya terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk dalam makna liability Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada masyarakat industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti Tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi ( Suharto, 2005) 1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat. 2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya. 3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini di tutup. 4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care), pendirian fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini. B. PERKEMBANGAN DAN MOTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan adalah pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual, TSP merupakan Keedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P : 1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. 2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat 3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanay berupa penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll. Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki interprestasi yang keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada umumnya mereka berpendapat mencari laba adalah hal yang harus diutamakan dalam perusahaan. Diluar mencari laba hanya akan menggangu efisiensi dan efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan Milton Friedman, Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha mencari laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60) Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga berarti menjaga pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan kapasitas produksi sesuai dengan daya dukung lingkungan. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari cita ideal untuk memenuhi kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational equity), hal ini menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan kesinambungan. Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan antara jumlah penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung lingkungan mengindikasikan adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan keseimbangan dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan yang akan berubah sesuai situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan berkelanjutan memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan. Pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan karena dorongan berbagai hal, salah satunya adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pengalaman negara maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa pembangunan selain mendorong kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat mengakibatkan kondisi lingkungan rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung pembangunan. Pelaksanaan pembangunan akan berhasil baik apabila didukung oleh lingkungan (sumber daya alam) secara memadai. Penerapan TSP di Indonesia semakin meningkat, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnaya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa Dana TSP di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media masa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana TSP di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut, perkembangan TSP di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi kegiatan TSP adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana TSP pada atahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah ( Saidi dan Abidin, 2004:64). Apa yang memotivasi perusahaan melakukan TSP ? Saidi dan Abidin ( 2004:69) membuat matriks yang menggambarkan tiga tahap atau paradigma yang berbeda, diantaranya : 1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan. 2. Corporate Philanthropy,yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan sosial. 3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan social berdasarkan prinsip keterlibatan social. Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigm ini terentang dari “sekedar menjalankan kewajiban” hingga “ demi kepentingan bersama “ atau dari “ membantu dan beramal kepada sesama” menjadi “memberdayakan manusia”. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan melakukan TSP didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan akhirnya kewargaan. Motivasi Tahapan/Paradigma Karitatif Filantropis Kewargaan Semangat/Prinsip Agama, Tradisi, Adat Norma, etika, dan hukum universal: redistribusi kekayaan Pencerahan diri dan rekonsiliasi dengan ketertiban sosial Misi Mengatasi masalah sesaat/saat itu Menolong sesama Mencari dan mengatai akar masalah : memberikan kotribusi kepada masyarakat Pengelolaan Jangka Pendek dan Parsial Terencana,terorganisasi, dan terprogram Terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional : keterlibatan tenaga-tenaga ahli didalamnya Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan perusahaan Kontibusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial maupun pembangunan dan keterlibatan sosial Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69) C. MODEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP di Indonesia : 1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn social atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. 2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. 3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasinn pemerintah (Ornop), Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga social yang didirikan untuk tujuan social tertentu Jenis kegiatan TSP berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No. Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (rupiah) 1 Pelayanan Sosial 95 kegiatan(34,1 % ) 38 miliar (33,0 % ) 2 Pendidikan dan Penelitian 71 kegiatan(25,4 % ) 66,8 miliar (57,9 % ) 3 Kesehatan 46 kegiatan(16,4 % ) 4,4 miliar (3, 8% ) 4 Kedaruratan (emergency) 30 kegiatan(10,8 % ) 2,9 miliar (2,5 % ) 5 Lingkungan 15 kegiatan(5,4 % ) 395 juta (0,3 % ) 6 Ekonomi Produktif 10 kegiatan(3,6 % ) 640 juta ( 0,6 % ) 7 Seni, olahraga dan pariwisata 7 kegiatan(2,5 % ) 1 miliar ( 0,9 % ) 8 Pembangunan prasarana,perumahan 5 kegiatan(1,8 % ) 1,3 miliar (1,0 % ) 9 Hokum, advokasi, politik 0 0 JUMLAH 279 Kegiatan 115,3 miliar D. COMDEV DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Sebagaimana dijelaskan dimuka, konsep TSP seringkali diidentikkan dengan metoda Pengembangan Masyarakat ( Community Develompment ) yang akhir-akhir ini banyak diterapkan oleh Perusahaan dengan istilah Comdev. Dilihat dari motivasi dan paradigm TSP diatas, maka sesungguhnya Pendekatan Comdev merupaka salah satu bentuk TSP yang lebih banyak didorong oleh motivasi kewargaan, meskipun pada beberapa aspek lain masih diwarnai oleh motivasi filantropis.sebagai ilustrasi, Comdev berangkat dari pendayagunaan hibah pembangunan yang dicirikan oleh adanya langkah proaktif beberapa pihak dan kemampuan mereka dalam mengelola program dalam merespon kebutuhan masyarakat disuatu tempat. Hibah pembangunan merujuk pada bantuan selektif pada satu lembaga nirlaba yang menjalankan satu kegiatan yang sejalan dengan pemberi bantuan yang dalam hal ini adalah perusahaan. Sedangkan kegiatan-kegiatan amal atau karitatif yang bergaya sinterklas, lebih banyak didorong oleh motivasi karitatif dan pendayagunaan hibah sosial. Hibah Sosial adalah bantuan kepada suatu lembaga sosial guna menjalankan kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan, sedekah, atau kegiatan untuk kemaslahatan umat dnegan hak pengelolaaan hibah sepenuhnya pada penerima. Saidi dan Abidin ( 2004:61). Kalau ditelaah secara seksama, maka tujuan utama pendekatan Comdev adalah bukan sekedar membantu atau memberi barang kepada si penerima. Melainkan berusaha agar si penerima memiliki kemamuan atau kapasitas untuk mampu menolong dirinya sendiri. Dengan kata lain, semangat utama Comdev adalah Pemberdayaan Masyarakat. Oleh karena itu kegiatan Comdev biasanya diarahkan pada proses pemerkuasaan, peningktan kekuasaan, atau penguatan kemampuan para penerima pelayanan. Pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung(disadvantaged groups ) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangaku dan memobilisai sumber, serta berpartisipasi dalam kegiatan social. Meskipun pemberdayaan masyarakat dpat dilakukan terhadap semua kelompok atau kelas masyarakat, namun pada umumnya pemerdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam aspek : 1. Fisik : Orang dengan kecatatan dan kemampuan khusus. 2. Psikologis : Orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri. 3. Finansial : Orang yang tidak memiliki Pekerjaan, pendapatan, modal, dan asset yang mampu menopang kehidupannya. 4. Struktural : Orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya, gender, etnis,orientasi sosial, dan pilihan politiknya. Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan diarahkan agar kelompok lemah tersebut mimiliki kemampuan atau keberdayaan. Keberdayaan disini bukan saja dalam arti fisik atau ekonomi, melainkan pula dalam arti psikologis dan sosial, seperti : 1. Memiliki sumber pendapatan yang dapat menopang kebutuhan diri dan keluarganya. 2. Mampu mengemukakan gagasan didalam keluarga mauoun didepan umum. 3. Memiliki mobilitas yang cukup luas : pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya. 4. Berpartisipasi dalam kehidupan sosial. 5. Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya. Proses Pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan : 1. Menentukan populasi atau kelompok sasaran 2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran 3. Merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanaannya 4. Menentukan sumber pendanaan 5. Menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan 6. Melaksakan kegiatan atau mengimplementasiakan program 7. Dan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok dan terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan pelatihan keterampilan hidup ( life skills ), ekonomi produktif, perawatan social, penyadaran dan pengubahan sikap dan perilaku, advokasi, pendampingan dan pembelaan hak-hak klien, aksi sosial, sosialisasi,kampanye, demonstasi,kolaborasi, kontes, atau pengubahan kebijakan publik agar lebih responsive terhadap kebutuhan kelompok sasaran. Berbeda dengan kegiatan Bantuan Sosial karitatif yang dicirikan oleh adanya hubungan “ patron-klien “ yang tidak seimbang, maka pemberdayaan masyarakat dalam program Comdev didasari oleh pendekatan yang partisipatoris, humanis, emansipatoris yang berpijak pada beberapa prinsip sebagai berikut : 1. Bekerja bersama berperan setara. 2. Membantu rakyat agar mereka bisa membantu dirinya sendiri dan orang lain. 3. Pemberdayaan bukan kegiatan satu malam. 4. Kegiatan diarahkan bukan saja untuk mendapat satu hasil, melainkan juga agar menguasai prosesnya. Agar berkelanjutan, pemberdayaan jangan hanya berpusat pada komunitas lokal, melainkan pula pada sistem sosial yang lebih luas termasuk kegiatan sosial. E. PERATURAN PERUNDANGAN CSR Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization) sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju. Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara: 1)mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya; 2) menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif; dan 3) memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional. Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok yaitu: 1. Pengembangan Masyarakat 2. Konsumen 3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat 4. Lingkungan 5. Ketenagakerjaan 6. Hak asasi manusia 7. Organizational Governance (governance organisasi) ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang: Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa. Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh. F. BERAGAM CSR OLEH PERUSAHAAN Di Indonesia sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang melaksanakan program CSR. Bentuknya pun sangat beragam dan manfaatnya bisa diterapkan di semua kalangan. Pada tulisan ini kami akan menampilkan berbagai macam perusahaan yang melaksanakan program CSR sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk nyata disertai contohnya. 1. PT Jababeka Infrastruktur Program CSR yang dijalankan oleh pihak Jababeka adalah mencakup : Program pemberdayaan ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pengembangan kebudayaan, dan Kepedulian terhadap lingkungan. a. Pemberdayaan ekonomi : Memberikan pelatihan keterampilan seperti usaha jahit dan ternak sapi. Kemudian memberikan dana bantuan juga sebagai modal awal bagi masyarakat di sekitar. b. Kesehatan : Memberikan pelayanan pemeriksaan gratis dan pembagian obat-obatan secara Cuma-Cuma. Jababeka juga menyediakan edukasi kesehatan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. c. Pendidikan : Menyediakan beasiswa bagi anak SD, SMP, dan SMA. Kemudian memberikan bantuan peralatan kepada pihak sekolah. Serta mengadakan perlombaan yang sifatnya edukatif. d. Pengembangan kebudayaan : Memberikan bantuan sumbangan untuk pembangunan masjid, perbaikan jalan, serta mengadakan event-event pagelaran budaya bagi masyarakat. e. Lingkungan : Mengelola limbah B3 dengan baik, membangun kolam renang yang asri, menanam pohon sebagai penghijauan, dan Membangun Jababeka Botanical Garden yang luasnya mencapai 100 Ha. 2. PT Unilever Indonesia, Tbk Unilever melaksanakan program CSR yang beragam pula, diantaranya : Green and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk baru yang bermanfaat; Pemberdayaan petani kedelai hitam; Program kesehatan dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. 3. PT Bakrie Sumatera Plantations Program-program CSR yang dijalankannya adalah: Membangun koperasi desa; memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD; mengadakan perkumpulan ibu-ibu pengajian; dan juga Memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu. 4. PT Adaro Indonesia, Tbk a. Bidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha kecil menengah yang berkelanjutan b. Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Integrasi program PAUD dengan Posyandu; Memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk PAUD; Memberikan beasiswa kepada siswa berpretasi pada tingkat SD, SMP, dan SMA; Memberikan pelatihan kepada para guru dalam bidang IT. c. Bidang Lingkungan : Menyediakan pusat air bersih dan menjualnya kepada masyarakat dengan harga terjangkau. Pengaturannya dijalankan oleh warga masyarakat tersebut sendiri. 5. PT Indominco Mandiri a. Bidang Sosial : Memberdayakan perempuan agar dapat menjadi sosok mandiri; Menyelenggarakan kegiatan budaya untuk mempererat tali silaturahmi di antara warga. b. Bidang Ekonomi : Mengambangkan usaha kecil rumput laut serta pendampingan kepada masyarakat; Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat, perempuan, dan anak-anak usia produktif. 6. PT Bank Mandiri, Tbk a. Bidang Sumber Daya Manusia : Memberikan pelatihan kewirausahaan dan mengadakan berbagai macam event wirausaha muda dengan memberikan dana bantuan bagi pengusung format wirausaha yang fresh dan achievable. b. Bidang Pendidikan : Memberikan support dan rangsangan lomba-lomba untuk mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa; Memberikan dana beasiswa bagi yang ebrprestasi dan kurang mampu. 7. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk a. Bidang IT : Mendirkan kampung digital sehingga di sana(Sampali, Sumut) banyak orang yang melek teknologi, utamanya computer dan internet; pelatihan berbagai macam program komputer perkembangan; Memberikan pelatihan kepada siswa SMP dan SMA. b. Bidang Sosial : Pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu; Pembinaan remaja olahraga; Pasar murah penjualan sembako; Cerdas cermat; Gebyar festival seni Islami; dan juga Peringatan HUT RI dengan mengadakan berbagai macam lomba. c. Bidang Ekonomi : Program kemitraan untuk usaha kecil menengah; Kelompok usaha pembuatan pupuk organik; dan juga Membuat koperasi simpan pinjam. d. Bidang Lingkungan : Perbaikan dan pengembangan drainase; Penanaman pohon pelindung; Pengerasan dan pengaspalan jalan; Pembuatan gapura Kampung Digital Sampali; dan Pembuatan plang nama PKK Kampung Sampali. 8. PT HM Sampoerna, Tbk Berbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : Membentuk Tim Sampoerna Resque untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana; Menciptakan air bersih untuk masyarakat; Membangun usaha mikro dan kecil; Memberikan beasiswa bagi SMA dan Sarjana; Melakukan penanaman pohon untuk reboisasi. 9. PT Tambang Batubara Bukit Asam a. Bidang Lingkungan : Pembuatan kolam pengendap lumpur; Pemanfaatan tanaman minyak kayu putih; Membangun Taman Hutan Raya b. Bidang Ekonomi : Membangun kelompok usaha pupuk Bokashi Organik c. Bidang Sosial : Penataan Pasar Tanjung Enim 10. PT Arutmin Indonesia Programnya antara lain : Kerjasama dengan KUD setempat; Program AHPB(Aku Himung Petani Banua) yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya; Membangun insfrastruktur; Memberikan bantan kesehatan dan sosial lainnya. 11. PT Bakrieland Development, Tbk Program CSR di Bakrieland antara lain : Membangun Rasuna Epicentrum, yakni sebuah kawasan resapan air; Penggunaan solar energy system dalam setiap project Bakrieland; Goes Green di Bali Nirwana Resort; Mempekerjakan 2 orang anggota keluarga yang tanahnya dibeli Bakrieland. 12. PT Berau Coal Program yang telah dilaksanakan antara lain : a. Pemanfaatan lahan mejadi area tanaman buah-buahan b. Pemanfaatan lahan sebagai area peternakan sapi c. Pemanfaatan lahan perkebunan d. Pemanfaatan tanaman kehutanan e. Percobaan penanaman karet f. Pembangunan lapangan golf BAB III PENUTUP KESIMPULAN Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP antara lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ). Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum. Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). DAFTAR PUSTAKA Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : Inspire. Tofi, La. Majalah Bisnis dan CSR. Juli 2008. Jakarta : LatofiSukma DivaEvente http://www.jababeka.com/site/ http://www.unilever.co.id/ourvalues/ Suharto, Edi, Ph.D, 2007, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Bandung : Refika Aditama.
Read more ...
Senin, 03 Juni 2013

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pentingnya komunikasi dengan manusia adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri oleh manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi, pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai suatu lingkungan tertentu yang berstruktur, berkarakteristik, serta memiliki fungsi tertentu adalah suatu hal yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi Orang yang tertarik untuk bergabung dalam suatu organisasi memilki alasan yang beragam. Ada yang karena alasan profit, tuntutan profesi, penyebaran ideologi maupun pemenuhan kebutuhan sosial. Para psikolog berpendapat bahwa kebutuhan utama manusia dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohani adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang baik dengan orang-orang lain. Maslow menyebutkan bahwa salah satu dari empat kebutuhan utama manusia adalah terfasilitasinya kebutuhan sosial untuk memperoleh rasa aman lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan (Tubbs and Moss, 2000: xii)
Hubungan yang hangat, ramah sangat dipengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Proses komunikasi yang kita lakukan tiap hari berfungsi untuk memupuk dan memelihara hubungan kita dengan lingkungan. Oleh sebab itu ketrampilan berkomunikasi memiliki arti penting dalam kehidupan organisasi. Bahkan bisa dikatakan, ibarat organisasi adalah tubuh makhluk hidup maka komunikasi adalah darah yang mengalir dalam tubuh organisasi tersebut. Littlejohn (2002) menjelaskan bahwa komunikasi berlangsung dalam tingkatan konteks yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan yang terakhir komunikasi massa. Pembagian tingkatan komunikasi tersebut tidak bersifat terpisah satu sama lain. Pada tingkatan yang lebih tinggi, komunikasi juga mencakup bentuk-bentuk kmunikasi pada tingkatan yang lebih rendah. Dengan begitu bisa dipahami bahwa dalam komunikasi organisasi, terdapat pula komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal yang terjadi di dalamnya. Selain kedua bentuk komunikasi tersebut, dalam komunikasi organisasi juga memiliki iklim komunikasi, budaya organisasi serta jenis komunikasi lainnya.

1.2 Rumusan Masalah
Tulisan berikut bermaksud untuk melihat fenomena komunikasi apa yang ada serta bagaimana dinamika komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui interaksi komunikasi dalam suatu organisasi.



 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 pengertian komunikasi dan organisasi
Menurut Kathleen K, Reardon dalam buku  Interpersonal Communication, Where Minds Meet (1987), komunikasi berasal dari bahasa latin communis atau common dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapai kesamaan makna,  „commonness. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita sering kali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya dipertimbangkan sebagai aktifitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diinterpretasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat. (Sendjaya, 2007: 4.4 )
pengertian organisasi Organisasi, dipandang sebagai sebuah budaya, memberi peluang untuk penafsiran budaya. Sebuah organisasi, yang mana bisa jadi merupakan cara pandang anggotanya, menciptakan realitas bersama yang berbeda dari budaya lainnya. Morgan (1986: 128) menjelaskan :Pemaknaan bersama, pemahaman bersama dan menciptakan perasaan bersama adalah cara yang berbeda untuk menggambarkan budaya. berbicara tentang budaya berarti berbicara tentang sebuah proses penmbentukan realitas yang memungkinkan orang untuk melihat dan memahami kejadian khusus, tindakan, objek, ucapan dan situasi dalam cara yang unikBudaya organisasi terbentuk melalui interaksi antaranggota. Tindakan berorientasi tugas tidak hanya untuk segera mencapai tujuan tetapi juga menciptakan atau meneguhkan cara-cara tertentu untuk memahami pengalaman.
2.2 jenis-jenis komunikasi
Bila komunikasi dianggap faktor penting bagi keberhasilan organisasi maka menentukan jenis komunikasi yang penting dalam organisasi pun menjadi hal yang penting pula. Dennis (1975) menemukan lima faktor yang dianggap paling penting oleh anggota organisasi dalam berkomunikasi. Kelima faktor tersebut adalah Komunikasi atasan dengan bawahan, komunikasi dari atasan ini akan menjadi lebih efektif
1. bila antara atasan dengan bawahan dapat menjalin hubungan saling mempercayai dan mendukung.
2. komunikasi ke bawah, yaitu penyampaian pesan dari atasan kepada pekerja. Bisa berupa memo, tatap muka dan lain sebagainya.
3. komunikasi ke atas, yaitu penyampaian pesan dari bawahan kepada atasan. Biasanya berupa laporan kerja
4. komunikasi horisontal, komunikasi yang terjadi antarpekerja dalam tingkatan struktur yang sama, biasanya berbentuk gosip, selentingan
5. komunikasi nonformal, bisa diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan di luar bentuk formal semacam rapat.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Pentingnya komunikasi dengan manusia adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi, pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai suatu lingkungan tertentu yang berstruktur, berkarakteristik, serta memiliki fungsi tertentu adalah suatu hal yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi.
2.3 sifat-sifat Organisasi
Pada dasarnya organisasi mempunyai sifat berusaha memenuhi beberapa jenjang keteraturan terrtentu sehinga dapat bertahan dan mencapai tujuannya. ini berarti organisasi haruis dapat mengajak anggitanya bersikap dengan cara - cara yang bermanfaat bagi organisasi. ini dapat meliputi suatu keteraturan atau ( order ) yang di rundingkan. tetapi pengaturan manusialah yang melibatkan pelaksanaan kekuasaan individu yang berhubungan dengan organisasi atau mereka untuk melakukan hal ini dengan mengunakan kekuasaan.
BAB III
 PEMBAHASAN
3.1 arti penting komunikasi
Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh mereka yang concern terhadap kajian fenomena komunkai maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuankomunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pegalaman. Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horiso Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh mereka yang concern terhadap kajian fenomena komunkai maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun
Unsur-unsur Komunikasi ada 5, yaitu :
1.      Komunikator
2.      Menyampaikan berita
3.      Berita-berita yang disampaikan
4.      Komunikasi
5.      Tanggapan atau reaksi
Hambatan-hambatan Komunikasi                                                                                                    
1.      Hambatan yang bersifat teknis
2.      Hambatan semantic
3.      Hambatan perilaku
Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi,
·         Dari segi sifatnya : Komunikasi lisan, Komunikasi tertulis, Komunikasi verbal, Komunikasi non verbal.
·         Dari segi arahnya : Komunikasi Ke atas, Komunikasi ke bawah, Komunikasi diagonal keatas, Komunikasi diagonal kebawah, Komunikasi horizontal, Komunikasi satu arah, Komunikasi dua arah.
·         Menurut Lawannya : Komunikasi satu lawan satu, Komunikasi satu lawan banyak (kelompok)‏, Kelompok lawan kelompok.
·         Menurut Keresmiannya : Komunikasi formal, Komunikasi informal.

1.      Komunikasi Informal
·         Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi.
·         Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan. Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).



3.2 HUBUNGAN KOMUNIKASI
Sebagaimana Anda ketahui, dalam masyarakat terdapat berbagai macam bentuk organisasi yang berskala kecil, menengah, maupun yang besar. Apa yang dimaksud dengan organisasi? Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik.
Hubungan komunikasi yang terjalin dengan baik antara manajer yang satu dengan manajer yang lain, antara manajer dengan karyawan, atau antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pentingnya tata hubungan komunikasi dalam mewujudkan kerjasama dan integrasi social dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini.
·       Komunikasi dapat menimbulkan rasa kesetiakawanan, solidaritas dan loyalitas dalam kehidupan sosial.
·       Komunikasi dapat meningkatkan kegairahan dalam menjalin hubungan kerja sama antar sesama manusia
·        Komunikasi dapat meningkatkan niali-nilai kebersamaan serta kekeluargaan
·       Dengan komunikasi kita dapat mengetahui perkembangan sains, teknologi, seni dan budaya masyarakat
·       Dengan komunikasi kita dapat mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
·       Dengan komunikasi kita dapat mengetahui kebijakan, ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan bernegara
·        Dengan komunikasi semua informasi dapat diakses, diketahui dan dimengerti
·       Komunikasi dapat meningkatkan tanggung jawab moral dan social
·        Komunikasi dapat menimbulkan saling pengertian diantara sesama manusia
·       Komunikasi merupakan suatu cara untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
·        Komunikasi merupakan suatu cara untuk mendorong manusia kearah berpikir positif, logis, dan kreatif
·        Komunikasi adalah suatu cara untuk memenuhi rasa keingin tahuan manusia
·       Komunikasi penting bagi suatu organisasi atau perusahaan sebab merupakan salah satu alat yang utama bagi anggota organisasi untuk bekerjasama
·       Komunikasi penting bagi proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum
·       Komunikasi merupakan media internalisasi, sosialisasi, akulturasi, enkulturasi, adaptasi, dan proses-proses social lainnya
Peran Manajerial
Manajer pada semua level dalam suatu organisasi bisnis memiliki peran strategi bagi pengembangan organisasi ke depan. Menurut Mintzberg, terdapat tiga peran manajerial yang dapat diterapkan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi, yaitu : peran antarpribadi (interpersonal roles), peran informasional (informational roles), dan peran keputusan (decisional roles). Masing-masiing peran manajerial tersebut tidak dapat dilepaskan dengan betapa pentingnya kegiatan komunikasi dalam dunia bisnis. Melalui masing-masing peran tersebut seorang manajer harus mampu mengkomunikasikan ide, gagasan atau informasi kepada para kaaryawannya, sehingga mereka dapat memahami pesan yang telah disampaikan dengan baik dan efektif.
a.      Peran Antarpribadi
Peran antarpribadi menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu memerankan dirinya sebagai seorang tokoh figure (figurehead role), pemimpin (leader role) dan penghubung (liaison role).
Seorang manajer dalam suatu organisasi harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang tokoh figur. Sebagai contoh, ia dapat berperan sebagai perwakilan atau yang dituakan dalam suatu organisasi. Ia memberikan sambutan pada acara-acara seremonial (upacara) yang diselenggarakan oleh pihak internal maupun eksternal organisasi atau pada acara-acara tertentu yang bersifat informal, misalnya pada acara lomba sepeda santai, resepsi pernikahan, atau peristiwa duka cita yang dialami salah satu karyawan di organisasi yang dipimpinnya.
Selain berperan sebagai seorang tokoh figur, seorang manajer juga harus mampu menyampaikan pesan-pesan bisnis dengan baik kepada para karyawan, sehingga pesan yang disampaikan tersebut efektif dan dapat dipahami dengan baik pula. Sebagai contoh, seorang manajer suatu organisasi menyampaikan kebijakan yang berkaitan dengan penetapan standar gaji baru bagi para karyawannya. Pesan tersebut dapat disampaikan secara lisan, sedangkan penjelasan yang lebih rinci sebaiknya disampaikan dalam bentuk tertulis.

Peran manajerial yang lain adalah kemampuan dalam memimpin suatu organisasi bisnis maupun nonbisnis. Seorang manajer harus mampu memotivasi dan melakukan control terhadap karyawannya. Sedangkan, peran penghubung menunjukkan hubungannya dengan orang-orang yang berada di luar organisasi, misalnya dalam kaitannya dengan pelanggan, pemasok, klien dan pemerintah.
a)      Peran Informasional
Peran informasional mencakup peran pemantauan (monitor role), peran pernyebar informasi (disseminator role), dan peran juru bicara (spokesperson role). Peran pemantauan adalah peran yang harus dilakukan oleh seorang manajer untuk mengawasi bawahan agar pekerjaan mereka sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selanjutnya, peran penyebar informasi adalah peran manajer untuk menyebar luaskan atau menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada para karyawannya agar mereka dapat memahami dengan baik berbagai kebijakan organisasi tersebut. Penyebarluasan informasi ini lebih berorientasi kepada kepentingan internal suatu organisasi, misalnya kebijakan pakaian seragam yang baru bagi semua karyawan, kebijakan jumlah jam lembur yang baru, kebijakan pemberian standar gaji karyawan yang baru, dan kebijakan disiplin kerja yang baru.
Peran informasional lainnya adalah peran sebagai seorang juru bicara. Seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang juru bicara yang baik, khususnya yang berkaitan dengan penyampaian informasi tentang berbagai kebijakan penting organisasinya kepada pihak lain (eksternal organisasi), misalnya kebijakan organisasi yang berkaitan dengan pembukaan kantor cabang baru di suatu daerah tertentu, kebijakan rekrutmen karyawan baru, kenijakan peluncuran produk baru, dan kebijakan promosi yang baru.
b)     Peran Keputusan
Peran keputusan (decisional role) mencakup tiga peran penting yaitu : peran wirausaha (entrepreneur role), peran pemecah masalah (disturbance handler role), dan peran pengalokasi sumber daya (resurce allocator role), dan peran negosiator (negotiator role). Seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang wirausaha yang jujur, dinamis, ulet, kreatif, inovatif, responsif, bertanggung jawab, berani mengambil resiko dan berwawasan luas.
Peran berikutnya adalah peran pemecah masalah. Seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai salah seorang yang memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi, misalnya masalah terlambatnya pendistribusian barang, masalah pelayanan pelanggan yang kurang baik, masalah kualitas barang yang masih rendah dan masalah penyediaan bahan baku yang kurang lancar.
Peran keputusan yang lain adalah peran pengalokasi sumber daya. Seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai orang yang mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki secara baik, misalnya pengelolaan sumber daya keuangan, sumber daya manusia, sumber daya informasi dan sumber daya alam yang dimilikinya.
Peran keputusan terakhir adalah peran negosiator. Seorang manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang yang mampu bernegosiasi dengan baik, alias menjadi negosiator yang handal. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh seorang manajer ketika berhubungan dengan pihak eksternal organisasi, terutama dalam hal penentuan kerja sama proyek dengan pihak lain atau ketika suatu organisasi dihadapkan pada pertentangan kepentingan internal organisasi, seperti munculnya tuntutan para karyawan tentang perbaikan kesejahteraan.
Kegiatan Pertukaran Informasi
Pencapaian tujuan suatu organisasi memerlukan proses komunikasi. Proses komunikasi memnugkinkan anggota organisasi bertukar informasi dengan menggunakan suatu bahasa atau simbol-simbol yang biasa digunakan. Di samping itu, melalui proses komunikasi tersebut akan diperoleh suatu hasil yang sangat berarti.
Secara umum, komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi: 1) komunikasi memnugkinkan orang-oranguntuk saling bertukar informasi; 2) komunikasi membantu menghubung sekelompok anggota dalam organisasi yang terpisah dari anggota lainnya. Pada umumnya, organisasi sangat bergantung pada komunikasi untuk mencapai tujuannya. Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Sproul menunjukkan bahwa, orang-orang dalam organisasi menggunakan 69% dari hari-hari kerja mereka dengan menggunakan komunikasi verbal, baik itu berbicara, mendengarkan, menulis ataupun membaca.
Namun, itu tidak berarti bahwa bentuk komunikasi yang lain, yaitu komunikasi nonverbal, tidak penting bagi suatu organisasi. Berikut ini adalah beberapa kegiatan organisasi yang berkaitan dengan pertukaran informasi.
a)      Menetapkan Tujuan
Kebanyakan organisasi mempunyai berbagai macam tujuan, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Untuk menetapkan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi baik staf manajemen puncak, manajemen menengah, manajemen bawah, maupun karyawan, perlu melakukan berbagai pembahasan yang serius dan cukup matang.

Tujuan organisasi dapat didefinisikan dalam arti keuangan (finansial), mutu produk, penguasaan pasar, kepuasan karyawan atau memberikan pelayanan bagi pelanggan. Dalam menetapkan berbagai macam tujuan organisasi tersebut sangat diperlukan pertukaran informasi atau komunikasi antara unit-unit yang ada dalam organisasi tersebut.


b)     Membuat dan Melaksanakan Keputusan
Tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai bila orang-orang dalam organisasi tersebut membuat berbagai keputusan yang mendukung terlaksananya tujuan, serta mematuhi keputusan yang telah disepakati. Untuk membuat keputusan-keputusan yang mendukung tujuan organisasi, mereka harus mengumpulkan fakta-fakta agar dapat melakukan penilaian terhadap berbagai pilihan atau alternative yang ada, dengan cara membaca, bertanya kepada orang lain dan sebagainya. Bila telah diambil, suatu keputusan harus dilaksanakan dan hal ini memerlukan lebih banyak komunikasi.

c)      Mungukur Prestasi Kerja
Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang diharapkan telah tercapai. Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, antara lain: biaya, penjualan, pangsa pasar, produktivitas, tingkat perputaran karyawan, dan tingkat persediaan yang ada.
Pada perusahaan berskala besar, semua data tersebut diproses dengan computer, dan hal ini dapat mempercepat perolehan hasil laporan. Pada perusahaan berskala kecil, pengolahan data dilakukan secara manual, sehingga waktu yang diperlukan lebih lama. Namun di sisi lain,  data-data yang terdapat dalam perusahaan besar bias jadi berkali lipat banyaknya daripada yang terdapat dalam perusahaan kecil, dan hal ini dapat membuat waktu yang diperlukan untuk menganalisisnya menjadi lebih lama.
Oleh karena itu, untuk mengukur prestasi kerja organisasi secara menyeluruh sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik antar unit yang ada dalam organisasi tersebut.

d)     Merekrut dan Mengembangkan Staf
Jika ingin merekrut seseorang, suatu perusahaan harus mengumumkan secara terbuka, meneliti resume dan melakukan wawancara dengan pelamar sehingga dapat ditentukan orang yang benar-benar cocok untuk menduduki jabatan yang tersedia. Selanjutnya, karyawan baru perlu diperkenalkan dengan staf organisasi.
Sebagai orang baru dalam suatu organisasi, dia juga perlu diberi umpan balik atas prestasi yang telah dia capai, baik dalam bentuk penghargaan, pengakuan, maupun tanggung jawab yang lebih tinggi. Dalam kaitan ini, komunikasi akan lebih banyak diperlukan dan menjadi penting artinya.

e)      Pelayanan Pelanggan
Semua organisasi akan berhubungan dengan para customer atau pelanggan (internal maupun eksternal) dengan menggunakan komunikasi, baik dalam bentuk formal maupun nonformal. Harga yang tertera pada suatu produk, nama kelompok produk yang tertulis dalam rak-rak, dan berbagai macam bentuk simbol seperti dilarang merokok, arah panah dan sejenisnya juga merupakan bentuk komunikasi yang mungkin digunakan oleh suatu organisasi dalam berhubungan dengan pelanggan atau konsumennya.
Penggunaan nota penjualan, brosur, iklan, telepon bebas pulsa, dan berbagai bentuk promosi lainnya adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh organisasi sebagai sarana untuk merangsang keinginan para pelanggan agar menggunakan produknya.
Dalam kaitannya dengan pelayanan pelanggan (customer service), komunikasi juga mempunyai peranan penting misalnya pada bagian pengecekan kredit, tagihan-tagihan, menjawab telepon dari konsumen, maupun penanganan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengaduan dari konsumen. Kegiatan-kegiatan tersebut dengan sendirinya menggunakan banyak komunikasi.
f)       Negosiasi dengan Pemasok
Untuk mendapatkan harga produk yang baik, manajemen dalam suatu perusahaan perlu mengadakan negosiasi baik dengan pemasok maupun dengan pemberi pinjaman. Setelah mendapatkan bantuan dana yang diperlukan, mereka harus secara rutin memberikan laporan perkembangan perusahaannya kepada pihak-pihak yang terkait.
Melakukan negosiasi dengan berbagai pihak dan menyampaikan laporan perkembangan suatu perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan, tentu saja memerlukan komunikasi yang dapat memuaskan kedua belah pihak yang sedang bernegosiasi.
g)      Memproduksi Produk
untuk menuangkan idea tau gagasan mengenai produk baru, kemudian menempatkannya dalam proses produksi, sampai akhirnya menjadi suatu produk yang siap dipasarkan, diperlukan komunikasi. Seorang perancang mendesain rencana produk; pemasar melakukan penelitian pasar; dan manajer penjualan melakukan kampanye penjualan. Kegiatan-kegiatan di atas memerlukan banyak komunikasi, baik komunikasi antara manajer dengan karyawan, antara karyawan yang satu dengan yang lain, atau antara bagian pemasaran dengan para pelanggan. Dengan kata lain, proses produksi erat kaitannya dengan komunikasi.
h)     Berinteraksi dengan Peraturan yang Ada
Komunikasi bukan saja terjadi dalam tubuh perusahaan, tetapi juga antara perusahaan dengan pemerintah. Sebagai wakil masyarakat, pemerintah sudah seharusnya melindungi kepentingan masyarakat.
Untuk itulah, pemerintah menyusun peraturan yang bertujuan untuk member perlindungan bagi masyarakat luas dari tindakan sewenang-wenang perusahaan, misalnya peraturan yang berkaitan dengan perlindungan keselamatan kerja, jaminan hari tua, penentuan upah minimum regional (UMR), penentuan waktu (lamanya) jam kerja, pencemaran lingkungan, dan penentuan lokasi usaha. Kegiatan-kegiatan tersebut juga memerlukan komunikasi.





3.3 Pola komunikasi
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan berskala kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan, penyampaian informasi dapat dilakiukan secara langsung kepada karyawan tersebut. Lain halnya dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit. Bagaimana pola komunikasi (patterns of communicationhs) terjadi dalam suatu organisasi? Secara umum, pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal (formak communication channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communication channel)
Saluran komunikasi formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-nasing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenhangnya. Dalam kaitanya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola tramsformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah (top down atau downward communication), komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up atau upward communication), komunikasi horizontal (horizontal communicationws), dan komunikasi diagonal (diagonal communications). Selanjutnya akan dibahas mengenai keterbatasab komunikasi formal (montana, 1993; greene, 1985)
a.      Komunikasi dari atas ke bawah
Secara sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan merupakan komunikasi dari atas kebawah (top-down atau downward communications). Aliran komunikasi dari manajer kebawahan tersebut, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasi , memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
Komunikasi dari atas ke bawah tersebut bisa berupa lisan (oral communications) maupun tertulis (written communications).  Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan, atau dapat juga dalam bentuk pertemuan. Di samping itu komunikasi tertulis juga dapat berbentuk memo, manual pelatihan, kontak informasi, surat tugas, surat perintah, surat keputusan, surat pemberhentian, papan pengumuman, dan buku petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.
Menurt katz dan khan, komunikasi kebawah memiliki lima tujuan pokok yaitu:
1.      Memberikan penghargaan atau instruksi kerja tertentu,
2.      Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan,
3.      Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
4.      Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada paraa karyawan,
5.      Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan saluran informasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditunjukan kepada bawahannya. Dengan kata lain, pesan yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya. Ketidak lengkapan pesan yang diterima disebabkan saluran komunikasi yang cukup panjang mulai dari manajer puncak hingga ke karyawan. Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi dari atas kebawah dalam suatu organisasi simaklah gambar dibawah.







b.      Komunikasi dari bawah ke atas
Dari struktur orgsnisasi,komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas(manajer).
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawah. Keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan merupakan salah satu cara yang positif dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, selain itu para manajer harus percaya penuh kepada para bawahannya. Kalau tidak, informasi apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa curiga dan ketidak percayaan terhadap informaasi tersebut.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh manajer cenderung disimpan atau tidak disampaikan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi dari bawah ke atas dalam suatu organisasi simaklah gambar dibawah.
 









c.       Komunikasi horizontal
komunikasi horizontal atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi lateral, adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi, tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberi kan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi horizontal menjadi penting artinya manakala setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat tingkat ketergantungan yang cukup besar. akan tetapi, jika masing-masing bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim dipakai.
Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi dari horizontal dalam suatu organisasi simaklah gambar dibawah.



 











d.      Komunikasi  diagonal
Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua level organisasi yang berbeda.contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik.
Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adlah:
1.      Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat dibandingkan bentuk komunikasi tradisional.
2.      Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk dikendalikan secara efektif.
Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi diagonal dalam suatu organisasi simaklah gambar dibawah.


 









e.       Keterbatasan komunikasi formal
Meskipun sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran komunikasi formal kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan.
Dilihat dari sudut pandang individual, komunikasi formal sering membuat frustasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar, untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui lapisan manajer yang ada dibawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
Kemudian dilihat dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dalam saluran komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan kesalah pahaman.
Bagaimana mengatasi hal tersebut? Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur komunikasi, semakin sedikit kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Struktur organisasi yang mendatar dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih banyak rentang kendalinya akan dapat membantu mengurangi terjadinya distorsi
Struktur organisasi mendatar ditampilkan pada gambar dibawah.


 






Saluran komunikasi informal
Bagan organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana informasinyang akan ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur hierarki yang ada. Namun dalam praktik tampaknya garis-garis dan kotak-kotak yang tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu organisasi untuk bertukar informasi antara  orang yang satu dengan oang yang lain. Oleh karena itu keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat dielakan. Jaringan ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memonitor para karyawan dalam melakukan tugasnya.
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa memerlukan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum.
Struktur organisasi informal ditampilkan pada gambar dibawah.












STUDY KASUS YANG MUNGKIN DIBUTUHKAN
Penelitian ini berjudul “Pola Komunikasi Organisasi dalam Employee Relations” dengan sub judul studi korelasional tentang hubunngan pola komunikasi organisasi terhadap employee relations PT. FIF Cabang SPEKTRA Medan. Salah satu bentuk pola komunikasi organisasi yang mengatur hubungan antara perushaan dengan para karyawannya merupakan aktivitas regular meeting. Regular meeting dilakukan antara lain adalah untuk menciptakan hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan karyawannya dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis diantara keduanya, sehingga dapat membentuk iklim komunikasi yang positif. PT. FIF Cabang SPEKTRA Medan adalah perusahaan yang secara rutin melakukan aktivitas regular meeting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel pola komunikasi organisasi terhadap variabel employee relations. Pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting dipengaruhi oleh jaringan komunikasi, yaitu jaringan komunikasi formal dan informal. Sedangkan employee relations adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan, dimana kepuasan terhadap lingkungan komunikasi dapat menciptakan saling pengertian (mutual understanding), kerjasama (relationship) serta motivasi diantara pihak manajemen dengan para karyawannya. Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional digunakan untuk meneliti hubungan di antara varibel-variabel, dan hubungan dari variabel-variabel itu disebut sebagai korelasi. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penyebaran angket (quesioner) kepada 44 responden yang terdiri dari 39 pertanyaan. Untuk melakukan analisa data mengenai hubungan antara variabel pada penelitian, menggunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment dengan alat bantu software SPSS 15.0. Adapun hipotesis yang diajukan adalah Ha “Terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting terhadap employee relations” dan H0 “tidak terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi dalam aktivitas regular meeting terhadap employee relations”. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,877 antara variabel pola komunikasi organisasi (X) dan variabel employee relations (Y), yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi sangat tinggi/ kuat sekali. Hubungan tersebut juga signifikan pada taraf kepercayaan 95%, dan diperoleh kesimpulan bahwa, pengaruh pola komunikasi organisasi terhadap employee relations sebesar 76,91%, dan sisanya 23,09% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 070922023
3.4 Cara Mengelola Komunikasi
Ada dua hal yang perlu di kelola dalam mengelola komunikasi, pertama: bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat rutin; bagaimana menangani krisis komunikasi. Penjelasan dari kedua hal tersebut disajikan berikut ini.
Penanganan Pesan-pesan Rutin
Dalam organisasi besar, pada umumnya volume pesan-pesan (tertulis) lebih banyak dari pada dalam organisasi berskala kecil, tetapi semua perusahaan memusatkan perhatiannya pada bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) dari kegiatan komunikasi dengan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat memaksimumkan dan meminimkan biaya tersebut, seseorang manajer perlu memperhatikan berbagai hal berikut:
a.      Mengurangi Jumlah Pesan
Arus pesan dalam suatu organisasi yang di sampaikan secara lisan maupun tertuls perlu dikelola dengan baik. Dalam hal ini, seorang manajer organisasi perlu menentukan skala prioritas pesan. Untuk membuat satu halaman surat di perlukan waktu dan sumber-sumber (uang/bahan, waktu, tenaga). Organisasi juga perlu menghitung berapa rata-rata biaya yang perlukan untuk mencatat, mengetik, mengedit, dan mengirimkan surat serta berapa lama sebuah surat bisnis dapat di selesaikan. Oleh karena itu, jika suatu pesan perlu diberikan secara tertulis, sepucuk surat merupakan investasi yang baik dan berharga. Namun, jika sebuah surat hanya akan menambah beban informasi yang akan disampaikan, mungkin lebh baik pesan disampaikan dengan cara lain, seperti lewat telepon atau tatap muka.
Dalam suatu organisasi, mungkin terdapat jumlah memo yang berlebihan dan tidak berguna, dan juga banyak pertemuan/rapat yang sia-sia, membuang waktu dengan percuma, dan tiada hasil yang berarti. Jenis-jenis komunikasi tersebut perlu dievaluasi dan memperoleh perhatian yang seksama. Berapa lama sebuah pesan seharusnya diselesaikan? Dapatkah pesan cukup disampaikan lewat memo? Berapa banyak surat yang seharusnya dibuat? Berapa banyak surat yang harus diarsipkan? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu organisasi dalam menghemat waktu dan uang.
b.      Intruksi yang Jelas
Kesalahan yang menyebabkan macetnya komunikasi, mungkin dapat di bebankan kepada  setiap orang yang ada dalam organisasi. Namun dalam hal ini seorang manajer mempunyai tanggung jawab yang khusus untuk membuat setiap orang dalam organisasi tahu apa yang harus dilakukan. Orang-orang yang bertugas melakukan komunikasi (komunikator) sudah seharusnya memahami kebutuhan dan tujuan organisasi secara keseluruhan, sehingga ia dapat menghindar dirinya dari kesalahan member intruksi.
c.       Mendelegasikan Tanggung Jawab
Dalam suatu organisasi, tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai bila manajer mempunyai kepercayaan bahwa orang lain dapat menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka. Hal ini penting karena seorang manajer harus mendelegasikan beberapa pekerjaan komunikasi kepada orang lain. Seorang manajer yang bersikeras untuk mengerjakan ulang setiap pesan dengan gayanya sendiri tentu akan merepotkan semua pihak dalam suatu organisasi.
d.      Melatih Petugas
Seseorang yang memegang pensil tidak otomatis menjadi penulis yang baik; seseorang yang memiliki suara yang menarik juga tidak otomatis dapat menjelaska sesuatu dengan jelas kepada khalayak (audience). Namun, penulis maupun pembicara yang tidak memiliki bakat alami dapat menjadi penulis dan pembicara yang baik melalui latihan-latihan yang teratur dan terencana dengan baik.
Oleh karena itu, suatu organisasi dianjurkan untuk menyelenggarakan pelatihan keterampilan berkomunikasi bagi orang-orang yang pekrjaan/tugasnya berhubungan erat dengan masalah komunikasi. Pelatihan ini mencakup paling tidak preferensi gaya organisasi dan falsafah-falsafah komunikasi. Komunikator juga perlu meningkatkan dan mapu memperlancar kemampuan berbahasa dan keterampilan presentasinya, sehingga komunikasi bias menjadi lebih baik dan lancar.
Penanganan Krisis Komunikasi
Mengelola arus pesan-pesan bisnis dari hari kehari adalah hal yang biasa, tetapi tes dalam suatu organisasi. Mengapa demikian? Semakin besar tantangan atau risiko yang harus dihadapi, semakin tinggi tingkat kemampuan atau keterampilan yang dibutuhkan. Krisis komunikasi ini merupakan suatu ajang ui coba keterampilan yang cukup menantang.
Berikut ini adalah contoh beberapa kejadian yang menimpa perusahaan yang harus di pahami secara seksama.
Kasus Pertama
Peruahaan Jamu PT  Utama Sehat memproduksi obat pegal linu dalam berbagai macam bentuk, baik dalam bentuk tablet, kapsul maupun kaplet. Seorang wanita di kabarkan meninggal dunia setelah minum obat pegal linu produksi perusahaan tersebut. Mendengar kejadian itu, aparat keamanan dan dinas kesehatan segera melakukan  penyelidikan dan pemeriksaan ditempat kejadian. Hasil pertama mengisyaratkan bahwa obat tersebut mengandung campuran zat yang berbahaya bagi manusia. Setelah beberapa lama, hasil pemeriksaan dilaboratirium menunjukan bahwa penyebab kematiannya adalah obat yang diproduksi PT Utama Sehat. Melihat kejadian tersebut , bagaimana pendapat anda?
Kasus Kedua
Dalam beberapa kejadian terpisah, menurut laporan konsumen dari beberapa provinsi, ditemukan campuran zat-zat pengawet makanan yang berbahaya dalam makan bayi, yang anda produksi. Anda kemudian melakukan pengecekan kebeberapa daerah yang melaporkan hal tersebut, tetapi tidak menemukan bukti yang cukup untuk mendukung klaim tersebut. Melalui penelaahan secara menyeluruh, tidak ditemukan masalah baik di bagian produksi maupun distribusi. Namun, perlu diingat bahwa berita tentang tercampurnya zat-zat kimia tersebut telah menyebar ke beberapa daerah. Melihat kondisi itu, apa yang perlu  dilakukan oleh  perusahaan tersebut?
Kasus Ketiga
Sebuah perusahaan penghasil penyedap masakan didemo oleh warga masyarakat yang ada di sekitar wilayah perusahaan tersebut. Warga masyarakat berpendapat bahwa limbah pabrik tersebut menjadikan sawah-sawah milik para petani menjadi tidak subur lagi. Di samping itu, mereka juga mengeluhkan bau limbaha yang sangat mengganggu, bahkan ada diantara mereka yang mengalami pusing dan mual, dan terpaksa harus di opname di rumah sakit.
Kasus Keempat
Sebuah industry tahu yang berlokasi di lingkungan  permukiman warga, belakangan ini menjadi bahan pembicaraan warga masyarakat. Mereka berpenendapat bahwa aktivitas industry tahu di wilayah tersebut mengganggu warga disekitarnya, karena limbah tahunya yang berbau tidak sedap dialirkan melalui saluran drainase warga setempat. Di samping itu, limbah tahu tersebut juga membuat saluran-saluran air warga masyarakat setempat keruh dan kotor.
Perusahaan yang menghadapi masalah tersebut tentunya harus segera mengambil langkah-langkah penyelamatan, baik bagi konsumen maupun nama baik (citra) perusahaan. Pada kasus pertama, perusahaan harus segera menarik semua produk yang telah menjadi penyebab kematian konsumennya. Kemudian perusahaan perlu melakukan koordinasi dan keja sama dengan pihak-pihak yang terkait. Seperti lembaga-lembaga pers, dinas pengawasan obat dan makanan, maupun kepolisian. Apabila dari hasil penelitian secara terpadu terbukti bahwa kesalahan bukan pada perusahaan anda, Anda harus dengan segera menjelaskan kepada masyarakat dan perusahaan dapat memproduksi prodok lama dengan ramuan yang baru (bebas dari zat-zat yang berbahaya) dengan tujuan meraih pangsa pasar produk lama.
Cra penanganan krisis di suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain. Namu yang jelas, munculnya krisis dalam suatu perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk maupun reputasi perusahaan bersangkutan. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki citra perusahaan yang sedang di landa krisis? Apabila suatu perusahaan gagal dalam menangani krisis yang terjadi, reputasi perusahaan akan menjadi pudar dan kerugian tidak dapat dihindarkan.
Dalam kaitannya dengan krisi komunikasi tersebut, ada dua falsafah dalam komunikasi yaitu (1) bersikap diam, tidak mengatakan sesuatu,atau; (2) katakan apa yang terjadi dan segera. Kedua pendekatan tersebut ternyata dapat diaplikasikan dalam situasi nyata dan berhasil, seperti yang dialami perusahaan Amerika Johnson & Johnson dan Gerber.
Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat (public relation) menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar dalam masyarakat dengan cara menjelaskan apa yang menjadi masalahnya secara terbuka tanpa ditutup-tutupi kepada public (masyarakat umum) dan para karyawan. Pada saat yang sama, perusahaan harus penting dalam menangani setiap kasus adalah mengusahakan supaya pikiran anda tetap dalam kondisi tenang, kalem, tidak gegabah. Pengertian kalem atau tenang disini jangan diartikan sebagai tindakan diam seribu bahasa atau statis, tetapi tenang dalam artian bahwa penanganan suatu kasus perlu pemikiran yang jernih dan tidak dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan yang rasional akan membantu meberikan inspirasi untuk mempertinggi rasa percaya diri.
Dalam situasi krisis komunikasi, ada beberapa hal yang dapat di lakukan antara lain:
·         Siapkan tim yang terampil/cekatan dalam penanganan krisis.
·         Usahakan agar manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi.
·         Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi.
·         Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang salah, segera mohon maaf.
·         Tunjukan keseriusan perusahaan, bukan saja dalam pernyataan tetapi juga dalam tindakan nyata.

3.5 Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Sebagaimana Anda ketahui, komunikasi merupakan suatu keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi.  Kemampuan anda untuk memahami apa yang sedang terjadi sangat tergantung kepada anda sebagai komunikator.  Bila anda tahu dinamika komunikasi, Anda akan dapat membaca secara akurat apa yang sedangterjadi dalam sebuah organisasi.  Pada saat yang sama, anda dapat menyesuikan pesan-pesan anda sendiri, dengan menggunakan jaringan komunikasi untuk mendapat manfaat yang terbaik.
Di samping itu, keterampilan komunikasi, kemampuan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara, adalah sangat penting dan diutamakan oleh para manajer suatu perusahaan.  Keterampilan anda dalam berkomunikasi akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anda dan dunia bisnis.
Apa kah anda seorang sekretaris, pelatih manajemen, akuntan, analis keuangan, pialang, peneliti, sepesialis informasi atau lainnya.  Anda memerlukan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif dan efisien namun demikian beberapa jenis pekerjaan memerlukan keterampilan komunikasi yang lebih besar daripada yantg lain.  Sebai contoh nya seoranmg wira niaga perlu menjadi komunikator yang baik, dan juga spesialis hubungan masyarakat.
       Beberapa keterampilan khusus yang diperlukan dalam komunikasi bisnis adalah:
·         Membaca
·         Mendengarkan
·         Membuat percakapannya menarik
·         Melakukan wawancara
·         Berdiskusi dengan kelompok-kelompok kecil
·         Berpidato dan presentasi
·         Menulis surat, memo, dan laporan
Barangkali, tempat terbaik untuk melakukan perbaikan program adalah menilai diri pribadi sejara jujur.  Setiap orang berkeinginan untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi, dan mungkin anda adalah seoranmg pendengar yang baik, atau mungkin penulis yang baik.  Dalam beberapa hari kemudian, coba perhatikan kemampuan anda berkomunikasi, yang benar dan yang salah.  Selanjutnya pusatkan dan kembangangkan keterampilan anda pada bidang-bidang yang paling lemah.  Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasoi adalah melalui latihan – latihan atau praktik – praktik.
Dalam kehidupan banyak orang-orang yang tidak begitu saja menjadi penulis atau pembicara yang ulung.  Mereka menjadi orator ulung, penulis jempolan karena m ereka melakukan latihan dan praktik secara terus-menerus.  Seorang yang telah menulis sepuluh buah laporan biasa nya lebih baik dari pada mereka yang hanya menulis dua buah laporan.  Anda belajar dari pengalaman, dan pelajaran yang paling penting dari pengalaman anda adalah belajar dari kesalahan dan kegagalan yang pernah anda lakukan atau dilakukan orang lain.
Contoh strategi komunikasi yang dapat membantu membuat program kerja Anda berhasil meliputi:
  • Menyediakan teratur, terus-menerus kesempatan bagi karyawan untuk memberikan umpan balik kepada manajemen. Kendaraan komunikasi dapat mencakup survei karyawan, kotak saran, pertemuan balai kota, individu atau kecil pertemuan kelompok dengan manajer, dan budaya organisasi yang mendukung terbuka, komunikasi dua arah.
  • Membuat tujuan dan tindakan organisasi dan kepemimpinan senior yang jelas untuk pekerja dengan mengkomunikasikan kegiatan kunci, masalah dan perkembangan kepada karyawan dan mengembangkan kebijakan yang memfasilitasi transparansi dan keterbukaan.
  • Menilai kebutuhan karyawan dan melibatkan mereka dalam pengembangan dan pelaksanaan praktek kerja yang sehat secara psikologis.
  • Menggunakan beberapa saluran (misalnya, cetak dan elektronik komunikasi, orientasi dan pelatihan, rapat staf dan alamat publik) untuk mengkomunikasikan pentingnya tempat kerja sehat secara psikologis kepada karyawan.
  • Memimpin dengan contoh, dengan mendorong para pemimpin organisasi kunci untuk secara teratur berpartisipasi dalam kegiatan di tempat kerja sehat secara psikologis dengan cara yang terlihat oleh karyawan.
  • Mengkomunikasikan informasi tentang hasil dan keberhasilan yang spesifik praktek kerja yang sehat secara psikologis kepada seluruh anggota organisasi.

Kunci tips untuk komunikasi

  • Mendorong dan mengharapkan semua orang bertanggung jawab untuk berkomunikasi. Jika mereka bertanggung jawab untuk perubahan, maka mereka harus memimpin komunikasi.
  • Buat kebebasan dalam kerangka budaya yang memungkinkan orang untuk membuat keputusan bagi diri mereka sendiri. Dalam rangka untuk benar-benar bekerja namun, Anda harus memutuskan 'non-negotiables' dan berkomunikasi ini jelas, semua pemimpin harus berjalan bicara dan membuat dukungan yakin selalu tersedia.
  • Ingat karyawan Anda adalah orang dewasa dan mengharapkan untuk diperlakukan dan dikomunikasikan sebagai orang dewasa. Buka, jujur, komunikasi yang jujur ​​dan jelas merupakan satu-satunya cara. Bayangkan Anda sedang berkomunikasi dengan seseorang yang belum pernah mendengar tentang Anda atau organisasi Anda - dengan cara itu Anda harus memberikan kejelasan mutlak.
  • Berpikirlah sebelum Anda berkomunikasi - yang perlu tahu, apa yang Anda butuhkan untuk mengatakan, apa yang akan menjadi dampak.










BAB iii
PENUTUP
4.1 Kaismpulan
Komunikasi yang merupakan keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi, mempunyai peranan yang cukup penting bagi berjalannya fungsi-fungsi dalam sebuah organisasi. Seorang manajer yang dinamis harus memilikitiga peran penting, yaitu; peran antar pribadi, peran informasional, dan peran keputussan. Peran antar pribadi mencakup peran tokoh figur, peran pemimpin dan peran penghubung. Sedangkan peran informasional mencakup peran monitoring, peran penyebar, dan peran juru bicara. Sementara itu peran keputusan mencakup peran wirausaha, peran pengalokasian sumber daya, dan peran negosiator.
Beberapa kegiatan organisasionalyang ada dalam suatu organisasi mencakup penentuan tujuan, pengambilan keputusan, pengukuran hasil kerja, pengembangan staf, keterkaitan dengan konsumen, negosiasi dengan pemasok, menghasilkan produk, dan interaksi dengan peraturan yang ada.
Untuk melakukan komunikasi secara efektif, perlu adanya pemilihan pola komunikasi baik melalui saluran komunikasi formal maupun nonformal. Saluran komunikasi formal dapat dilakukan dengan empat bentuk komunikasi, yaitu komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Apabila dalam komunikasi formal, saluran komunikasinya didasarkan pada posisi kedudukan atau jabatan yang telah diatur sesuai jenjang hierarkinya, dalam komunikasi informal semua informasi tidak lagi diatur menurut jenjang hierarkinya tetapi lebih luwes.
Dengan semakin berkembangnya suatu organisasi, sebagian tanggung jawab dan wewenang seorang manajer akan didelegasika kepada bawahannya. Ssalah satu faktor penting dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab adalah adnya unsur kepercayaan yang besar terhadap bawahan.
Tanpa melihat dimana anda bekerja atau apa yang anda lakukan, komunikasi akan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemajuan karier anda. Dengan melakukan penelaahan terhadap apa yang menjadi kekuatan kelemahan yang anda miliki, menentukan tujuan yang realistik, dan melakukan latihan berbagai bentuk komunikasi, anda akan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi anda.

4.2 Saran
Demikian pengetahuan tentang komunikasi dalam organisasi. Tentunya masih jauh dari yang diharapkan tetapi paling tidak menggugah dan dapat diperkaya dalam proses pembelajaran maupun bahan renungan ketika dalam mengelola organisasi kemasyarakatan, organisasi pelayanan, dan organisasi sejenis. Masih terbuka bagi pembaca budiman untuk mengkritisi dan menambah dengan ide-ide konstruktif untuk lebih sempurnanya makalah ini














Daftar pustaka

Purwanto, joko drs. Komunikasi bisnis edisi ke 4, erlangga, jakarta (2011)
http://windra-pasmr.blogspot.com/2012/04/komunikasi-organisasi.html
http://www.rumahbuku.net/shop/detail/komunikasi-organisasi.html
http://siglefighter.multiply.com/journal/item/23/Dinamika_Komunikasi_dalam_Organisasi_
Mahasiswa














Read more ...